2. Mangga Muda yang ranum

     Terinspirasi dari gambar kiriman di WAG mangga muda yang ranum, jempol kembaran kembali menari diatas touch huruf android klasik kesayangan. Hari ini padat merayap kegiatan harian dari mulai mendata PPDB melanjutkan study, jadwal wawancara, nemenin anak tetangga mamanya sibuk nerenovasi rumah, hingga memberi pakan kucing kesayangan beranak pinak, belum lagi membaca webinar - webinar yang sungguh oh terlihat maching sekali. Berbahagialah dengan bersyukur " Alhamdulillah" uacapku seraya beranjak bergegas menuju jemuran di atas, begitulah emak - emak zaman digital. Ketinggalan handphone sejenak, panik mondar - mandir seakan patroli cek ruangan rahasia. 
      Segar rasanya melihat hijaunya mangga muda yang ranum, apalagi kalau pohon mangganya dari pekarangan sendiri. Buah mangganya banyak, terlintas di benakku, "pakai pupuk apa ya?, ko buahnya bisa banyak begitu". "Apa pakai mecin?" Seperti bunga - bunga dalam pot lagi viral di pupuk pakai mecin. Sepertinya harus uji coba terlebih dahulu, supaya tidak penasaran.
      Mangga muda ketika dipetik bisa dijadikan rujak, "hmmm air liurku berkumpul, merasakan asam manisnya kehidupan". "Upss serasa merasakan asam atau manis ya mangga muda yang di gambar itu?" Entahlah hanya sebuah gambar ilustrasi, yang merasakan hanyalah nyata siempunya buah mangga muda itu. Mangga muda warnanya hijau muda, seperti warna surga. Apabila telah matang mangga akan berubah warna orange kekuningan. Teringat masa itu, masa pandemi covid-19, zona orange ke Kuningan. Masa ketika WFH, kebijakan daerah belajar dari rumah diperpanjang kembali. Masa dimana geteran - getaran merasakan resah dan kekhawatiran bercapur aduk. Pembelajaran tatap muka dihentikan, berganti guru kunjung. Pada akhirnya berdampingan atara daring dan luring, syinkronus dan unsyinkronus. Semuanya dapat dilalui dengan bersyukur "Alhamdullilah", masih bisa bernafas lega, diberikan sehat, dan dapat bergabung dengan bangganya.

Komentar